ternyata gunung bromo mempunyai asal usul dalam bentuk Legenda Gunung Bromo dalam bahasa inggris ini. Bagaimana asal usul sejarah gunung bromo? Gunung bromo merupakan salah satu gunung berapi yang masih aktif dengan ketinggian 2.392 meter diatas permukaan laut, berada dalam empat wilayah yakni Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Lumajang dan Kabupaten Malang. Dengan statusnya sebagai gunung berapi yang masih aktif, gunung bromo menjadi salah satu obyek wisata yang paling terkenal di daerah jawa timur. Selama abad XX, gunung bromo meletus sebanyak 3 kali, dengan interval waktu yang teratur, yaitu 30 tahun. Letusan terbesar gunung bromo terjadi pada tahun 1974, menyusul tahun 2010 gunung bromo kembali meletus. Bagi suku Tengger (penduduk bromo) dipercaya sebagai gunung suci. Setahun sekali masyarakat Tengger mengadakan upacara Yadnya Kasada atau Kasodo. Upacara ini bertempat di sebuah pura yang berada di bawah kaki Gunung Bromo utara dan dilanjutkan ke puncak gunung Bromo. Upacara diadakan pada tengah malam hingga dini hari setiap bulan purnama sekitar tanggal 14 atau 15 di bulan Kasodo (kesepuluh) menurut penanggalan Jawa.
Teks Legenda Gunung Bromo dalam bahasa inggris – The Legend of Gunung Bromo
Hundreds of years ago, during the reign of the last king of Majapahit, Brawijaya, one of the King’s wives gave birth to a girl, who was named Roro Anteng. Later this young princess married Joko Seger, who came from a Brahman caste. Because of an unfortunate situation the couple was forced to leave the kingdom. They settled down in the mountain area. They ruled the area and named it “Tengger”, which was derived from the couples’ names: Roro Anteng and Joko Seger.
After several years the region flourished in prosperity, but Roro Anteng and Joko Seger were unhappy because they did not have a child. Frustrated, they climbed the top of the mountain and prayed night and day hoping that the gods would listen. The prayer was heard and Betoro Bromo promised them many children. However, the couple had to promise that they would sacrifice their youngest child in return.
Roro Anteng gave birth to a child, then another, and another. In the end Roro Anteng and Joko Seger got 25 children. Soon it was time for them to sacrifice the youngest child, Kesuma, but the parents just could not do it. They tried to hide the child, but an eruption happened and Kesuma fell into the crater. There was silence before they heard a voice: “I have to be sacrificed so that you will all stay alive. From now on, you should arrange an annual offering ceremony on the 14th of Kesodo (the twelfth month of Tenggerese calender.”It was Kesuma’s voice. Kesuma’s brothers and sisters held the offering ceremony every year. Instead of a human being, these people collected fruit, vegetables, rice and meat to be offered to the gods. And this has been done generation after generation until today.
Hikmah legenda gunung Bromo dalam bahasa inggris
Gunung Bromo sebagai gunung berapi yang masih aktif tentunya menjadi kekhawatiran bagi masyarakat sekitar sehingga sesajen atau persembahan-persembahan masih dilakukan. Mungkin hikmah yang bisa diambil dari legenda gunung Bromo dalam bahasa inggris ialah bahwa demi kepentingan bersama, terkadang pengorbanan diperlukan. Entah itu waktu, materi, pikiran, bahkan sampai nyawa. Harap pengorbanan tersebut tidak disia-siakan karena bukan lah sesuatu yang kecil.
Nice infonya juragan 🙂