TOEFL merupakan serangkaian tes untuk menguji kemampuan seseorang dalam menggunakan Bahasa Inggris. Tes ini pun tak bisa dibilang sebagai rangkaian tes yang mudah, karena standard yang dipakai adalah standard internasional. Dengan standard yang tinggi, tak mustahil bila seorang peserta tes gagal dalam menghadapi ujian TOEFL.
Beberapa alasan yang melatar belakangi kegagalan para peserta tes TOEFL
Alasan pertama adalah tentang masalah persiapan. Seringkali, orang-orang menganggap tes TOEFL hanya seperti ujian Bahasa Inggris biasa sehingga mereka menganggap santai dan tidak terlalu memikirkan masalah persiapan materi dan lain sebagainya. Alasan kedua adalah masalah latar belakang pendidikan Bahasa Inggris. Bila orang tersebut tidak bisa mengikuti pelajaran Bahasa Inggris dengan baik, besar kemungkinan dia tidak bisa menyelesaikan tes TOEFL dengan baik. Alasan ketiga adalah fakta bahwa Bahasa Inggris bukanlah bahasa yang digunakan sehari-hari, sehingga mengungkapkan gagasan pun tidaklah mudah, karena ada perbedaan dialek dan pengucapan. Apabila pengucapan tidak tepat, tentu itu akan mempengaruhi kemampuan pendengar dalam memahami gagasan yang diungkapkan.
Alasan keempat adalah masalah sesederhana penggunaan tanda baca. Seringkali orang menganggap tanda baca tidak terlalu penting, padahal penggunaan tanda baca yang kurang tepat akan mengurangi nilai juga. Alasan kelima juga terkait dengan dengan alasan keempat, yaitu kurang mampu menguasai tata bahasa. Kesalahan tata bahasa bisa berakibat sangat fatal karena bisa menyebabkan perubahan makna. Alasan keenam adalah masalah kurangnya ketelitian. Kurangnya ketelitian bukan hanya masalah tanda baca, tapi juga kelengkapan unsur kalimat juga penulisan kata. Alasan ketujuh adalah tentang kemampuan mengetik dengan keyboard QWERTY. Apabila tidak terbiasa mengetik cepat dan tepat dengan keyboard QWERTY, itu tentu akan menghabiskan waktu sehingga peserta itu tidak bisa menyelesaikan essaynya.
Alasan kedelapan terkait dengan fasilitas yang disediakan oleh penyelenggara tes TOEFL. Seringkali, penyelenggara tes tidak bisa menyediakan fasilitas yang memadai, contohnya adalah komputer, earphone dan microphone juga jaringan. Bila fasilitas tidak memadai, itu akan mempengaruhi proses input jawaban, yang akhirnya juga akan mempengaruhi hasil tes tersebut. Kesembilan adalah kurangmampunya peserta tes dalam menggunakan aplikasi yang digunakan selama tes. Seringkali, ada yang kurang paham dengan bagaimana prosedur penggunaannya. Alasan kesepuluh terkait dengan aspek psikologis peserta tes. Tekanan mental, gugup atau rasa takut bisa menyebabkan buyarnya konsentrasi, yang kemudian menyulitkan si peserta ujian dalam menjawab tiap soal yang diberikan.
Alasan kesebelas adalah kurang mampunya melakukan time management. Time management sangat dibutuhkan karena soal tes yang sangat banyak. Apabila time management buruk, bisa jadi waktu yang disediakan tidak cukup untuk mengerjakan semua soal dengan baik. Keduabelas adalah masalah tak adanya semangat untuk belajar dan berusaha. Hal ini bisa saja terjadi pada seorang peserta ujian. Sudah pasti, orang yang tidak memiliki semangat tentu tidak bisa mengerjakan dengan baik. Alasan ketigabelas justru sebaliknya, yaitu keadaan over-confidence. Orang yang terlalu yakin dengan kemampuannya kadang jadi serba meremehkan, sehingga tidak teliti dan akhirnya justru menjadi senjata makan tuan.
Keempatbelas adalah masalah kesehatan tubuh. Ini juga menjadi masalah yang sering melanda peserta tes. Seringkali mereka terlalu memaksakan diri saat belajar sehingga justru kesehatan mereka menurun, dan ketika tes justru harus mengerjakan dalam keadaan sakit. Alasan yang terakhir adalah karena peserta tidak mau mengikuti program pelatihan atau pun pre-test. Padahal, latihan dan pre-test menjadi hal yang penting untuk mempersiapkan segalanya dengan baik.