Banyak peluang kerja luar negeri dengan gaji sangat tinggi yang ditawarkan kepada Indonesia, ternyata salah satu masalah paling penting yang dihadapi calon tenaga kerja Indonesia adalah kemampuan bahasa inggris yang rendah. Salah satu peluang yang terbuka saat ini adalah tersedianya lowongan untuk 5.000 calon TKI Australia termasuk 1.000 lowongan kerja tki 2009 di Industri sapi dengan upah minimum AU$ 3.000 atau sekitar Rp. 24 juta perbulan. Peningkatan lowongan kerja luar negeri formal dilakukan pemerintah untuk mengurangi resiko & kasus yang dialami banyak TKI / TKW di luar negeri saat ini.
Selama ini menurut catatan Direktur Promosi BNP2TKI, dari 8.000 pekerja asal India di Northern Territory, Australia, jumlah pekerja asal Indonesia hanya 500 orang. Hal ini maklum karena pekerja asal india memiliki kemampuan bahasa inggris yang baik sehingga mudah bekerja di Australia. Masyarakat India menggunakan bahasa inggris sebagai bahasa kedua & digunakan di kehidupan sehari-hari. Tetapi tenaga kerja asal Indonesia memiliki nilai tawar lebih bagi Australia karena negara Indonesia merupakan importir sapi terbesar untuk Australia dengan mengimpor lebih 1,2 juta sapi pertahunnya sehingga sewajarnya Australia melibatkan TKI dalam industri ini sebagai bentuk imbal-balik perdagangan (countertrade)
Untuk itu, agar memiliki kesempatan yang besar mengisi lowongan tersebut maka tiada pilihan lain, calon TKI harus meningkatkan kemampuan bahasa dengan belajar bahasa inggris, agar biaya lebih murah dan menghemat waktu bisa mengikuti kursus bahasa inggris online ini. “TKI kita mempunyai hambatan soal bahasa Inggris. Persyaratan umum mampu berbahasa Inggris dengan baik atau IELTS 7. Bila IELTS belum mencukupi disarankan mengikuti pelatihan bahasa di Jakarta dengan mendatangkan Native speaker dari Australia”. Ungkap Direktur Kerjasama Luar Negeri dan Promosi BNP2TKI, Endang Sulistyaningsih, MBA, di Jakarta, Rabu (5/7)
Beberapa lowongan lain dimana pemerintah sedang meningkatkan diplomasi adalah lowongan kerja di Eropa dan Amerika. Indonesia sebenarnya cukup memiliki tenaga kerja terampil dalam bidang teknis, tetapi selama ini tidak mampu menembus pasar Eropa, Amerika maupun Australia karena hambatan kemampuan ketrampilan komunikasi bahasa inggris.